Di TPA Randegan, sampah yang sebelumnya menggunung diolah menjadi sejumlah produk bermanfaat. Salah satunya sampah dedaunan yang kering diolah menjadi pupuk kompas. Menurut Amin, dalam sebulan TPA Randegan menghasilkan 200-300 kantong pupuk kompos.
Setiap kantong seberat 1 Kg. Pupuk itu dibagikan secara gratis kepada sekolah dan RT/RW se Kota Mojokerto. “Air lindi kami treatmen menjadi biogas, berupa gas metan. Kami salurkan ke 20 rumah tangga di sekitar TPA, sebenarnya bisa sampai 50 rumah tangga, namun instalasi masih terbatas,” ungkapnya.
Kendati begitu, tambah Amin, TPA Randegan akan diperluas hingga 4,8 hektare. “Peluasan masih apresial, penilai dari tim independen negeri, tahun ini penilaian, tahun 2018 penafsiran harga, tahun 2019 kami targetkan selesai pembebasan lahan sehingga bisa bertambah 2,2 hektare lagi,” tandasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto, Amin Wachid mengatakan, luas TPA Randegan saat ini 2,6 hektare. Jumlah itu, sekitar 40% dimanfaatkan sebagai fasilitas pembuatan pupuk kompos, pengolahan air lindi dan ruang terbuka hijau.