KIM Suara Kranggan Menuju Masyarakat yang Informatif Maju, Sejahtera dan bermoral

Senin, 26 November 2018

SEMBIL;AN BELAS NOPEMBER 2018 HARI TOILET SEDUNIA " JANGAN ADA TINJA DIANTARA KITA "

Mungkin tidak semua orang mengetahui bahwa tanggal 19 Nopember adalah merupakan hari penting yang ditetapkan sebagai hari Toilet Sedunia. Hal ini tentu bukan hanya sekedar evoria saja, lebih dari itu mengandung peristiwa yang bermakna terkait dengan kegiatan Sanitasi. Jangan Ada Tinja Diantar Kita. Kiraya itulah pernyataan yang tepat dalam memperingati Hari Toilet Sedunia.Program Universal akses 100% Akses Air Bersih, 0% kawasan kumuh dan 100% Akses Sanitasi atau yang lebih dikenal sebagai Program 100-0-100 menjadi tujuan nasional dalam mengurangi pencemaran lingkungan melalui pengurangan angka buang Air Besar sembarangan dan penyediaan sarana sanitasi aman. Hal ini sejalan dengan tujuan dunia dalam pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goal, SDG) nomor 6 (enam) yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan pengelolaan sanitasi dan air yang berkelanjutan untuk semua pada tahun 2030.Secara
khusus SDGs diantaranya bertujuan untuk memastikan bahwa setiap orang Memiliki akses toilet dan pengolahan air limbah yang AMAN, yang dimaksud aman adalah tidak mencemari sumber air baku. Mengurangi proporsi air limbah yang tidak diolah. Meningkatkan daur ulang dan penggunaan kembali yang aman, serta Tidak ada yang mempraktekkan buang air besar sembarangan pada tahun 2030.Agar ini dapat diwujudkan perlu pemahaman bahwa feses manusia harus dicegah agar tidak mengkontaminasi air dan segala hal yang dikontak oleh manusia. Kegagalan untuk mencapai tujuan ini berisiko pada keseluruhan Agenda untuk Pembangunan Berkelanjutan.Baik buruknya Sanitasi sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup, kesejahteraan individu, kesehatan keluarga dan secara umum dan berbahaya untuk keselamatan kerja. Merujuk pada data BPS tahun 2016 bahwa di Indonesia, ada sekitar 2,4 miliar penduduk yang hidup dalam standar sanitasi yang buruk. Baru sekitar 67,80% masyarakat yang memiliki akses sanitasi layak. Masih tingginya perilaku buang air besar sembarangan berpengaruh pada tingginya angka penderita penyakit akibat kuman dan bakteri yang berasal dari sanitasi yang buruk.Jumlah penduduk perkotaan diprediksi semakin banyak sehingga pencemaran air tanah cenderung akan meningkat jika tidak ada akses sanitasi aman. Pencemaran air dari jamban rumah tangga yang tidak standard (secara teknis bangunan maupun secara jarak aman pencemaran) di daerah padat penduduk secara otomatis meningkat.Di Kota Mojokerto sampai dengan tahun 2018 ini, belum mencapai target Open Defication Free (ODF). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, ODF mencapai sekitar 96 % . dari 18 (delapan belas) Kelurahan yang ada baru 4 (empat) Kelurahan yaitu Kelurahan Wates, Purwotengah, Jagalan dan Surodinawan. Selebihnya menyebar di 16 (enam belas) Kelurahan sekitar 3-6 % yang belum memiliki Toilet Septik.Secara prinsip Toilet merupakan sarana sanitasi yang berfungsi untuk memisahkan feses dan kotoran lainnya yang dihasilkan oleh manusia dengan kontak manusia. Oleh karena itu pada peringatan Hari Toilet sedunia tahun ini diharapkan lebih mendorong agar Kota Mojokerto segera ODF. Berbagai program yang sudah dilaksanakan seperti halnya Retrofiting, Ipal komunal dan jamban septik yang bersumber dari APBD maupun APBN. (Aksda Kota Mojokerto) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar