KIM Suara Kranggan Menuju Masyarakat yang Informatif Maju, Sejahtera dan bermoral

Rabu, 23 Maret 2016

23 Maret, Anda Bisa Saksikan Gerhana Bulan Penumbral Plus Penampakan Jupiter

Oleh
Yudhiakto Pramudya
Kepala Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan
Gerhana Matahari Total baru saja kita lewati tanggal 9 Maret lalu. Kegembiraan mengamati gerhana tampak di seluruh penjuru Indonesia. Tidak tampak ketakutan seperti yang terlihat pada Gerhana Matahari Total 1983. Bahkan, masyarakat antusias pergi ke berbagai daerah jalur totalitas untuk menjemput kegelapan yang cuma tidak lebih dari 3 menit. Media massa berlomba menjadi yang terdepan dan terlengkap memberitakan Gerhana Matahari Total.
Sekitar 14 hari setelahnya, Gerhana kembali terjadi. Kali ini yang terjadi adalah Gerhana Bulan Penumbral.
Pada peristiwa Gerhana Bulan, Bulan pada fase purnama. Pada saat gerhana tersebut, Bulan masuk kedalam bayang-bayang Bumi. Sehingga, sinar Matahari yang seharusnya jatuh pada permukaan Bulan tidak seluruhnya sampai di permukaan Bulan. Akibatnya permukaan Bulan terlihat berubah warna atau meredup.

Berbeda dengan Gerhana Matahari, orang di Bumi akan melihat bentuk piringan Matahari yang tertutup oleh piringan Bulan dengan luas yang berbeda-beda. Bergantung pada posisinya di Bumi, orang akan melihat Gerhana Matahari Total atau Gerhana Matahari Sebagian, bahkan ada daerah di Bumi yang tidak melihat Gerhana Matahari. Sedangkan untuk Gerhana Bulan, orang di Bumi akan melihat penampakan Bulan yang meredup relatif sama di setiap tempat di Bumi.
Misalnya, orang di Yogyakarta akan melihat Gerhana Bulan yang sama dengan orang yang berada di Ternate. Berbeda dengan saat Gerhana Matahari Total yang lalu.
Namun, Gerhana Bulan kali ini yang terjadi pada tanggal 23 Maret 2016 tidak terlalu terlihat bedanya dibandingkan dengan Bulan pada saat tidak terjadi Gerhana.

 Gerhana Bulan yang terjadi adalah Gerhana Bulan Penumbral.
Gerhana Bulan Penumbral diakibatkan Bulan masuk dalam bayang-bayang penumbra Bumi. Hal ini berbeda dengan Gerhana Bulan Total, yaitu Bulan masuk dalam bayang-bayang umbra Bumi. Umbra adalah daerah bayang-bayang yang lebih gelap daripada penumbra. Nah, Gerhana Bulan Penumbral tanggal 23 Maret 2016, tidak semua daerah Bulan masuk dalam bayang-bayang penumbra Bumi. Sehingga, hanya sebagian daerah Bulan yang meredup, khususnya di daerah Selatan Bulan. Pengamat di Bumi yang tidak terbiasa melihat Bulan, akan sulit membedakan Bulan saat Gerhana dan tidak saat gerhana. Terlebih lagi bila kondisi langit yang tidak terlalu cerah dan polusi cahaya perkotaan yang sudah sangat buruk.
Gerhana Bulan aman untuk dilihat dengan mata telanjang atau menggunakan teleskop atau binokuler.
Gerhana Bulan Penumbral pada tanggal 23 Maret 2016 terjadi sebelum Bulan terbit. Sehingga, bila ingin melihat Gerhana Bulan Penumbral ini segera mencari tempat dengan arah timur yang tidak terhalang. Bulan mulai masuk bayang-bayang penumbra Bumi pada pukul 16:39:29 WIB, pada saat ini Bulan masih di bawah ufuk Timur. Namun, jangan khawatir, Gerhana Bulan Penumbral ini akan berlangsung sampai pukul 20:54:50 WIB.
Jadi tersedia banyak waktu luang untuk menikmati Gerhana Bulan yang mungkin tidak terlalu kelihatan tingkat redupnya.
Mari berharap langit malam tanggal 23 Maret 2016 cerah tanpa hujan dan awan. Karena selain Gerhana Bulan Penumbral, kita bisa melihat planet Jupiter yang nampak terang di dekat Bulan.
Beruntungnya kita yang mendapat 2 kali Gerhana dalam satu bulan Maret ini. Semakin sering kita mengapresiasi langit, semakin besar kesadaran masyarakat untuk berkontribusi positif pada astronomi khususnya dalam mengurangi polusi cahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar