KIM Suara Kranggan Menuju Masyarakat yang Informatif Maju, Sejahtera dan bermoral

Selasa, 19 Juni 2012

Iklim Tak Menentu, Antisipasi Penyakit DBD
Senin, 14 Mei 2012 - 14:13

Penyakit Demam Berdarah (DBD) menjadi peringatan bagi setiap orang,terutama pada musim hujan ke musim panas ataupun musim pancaroba seperti sekarang ini.
Demam berdarah merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh serangan virus dengue. Virus ini masuk ke dalam aliran darah manusia dengan cara gigitan oleh nyamuk yang termasuk ke dalam genus aedes. Contoh nyamuk yang masuk ke dalam genus ini adalah Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit demam berdarah ini banyak berjangkit di daerah beriklim tropis dan sub tropis seperti di Indonesia. Trend Kasus demam berdarah seringkali meningkat di musim hujan dan lembab.
Menurut Badah Kesehatan Dunia (WHO) di dunia setiap tahunnya terdapat sekitar 500-100 juta kasus demam berdarah di seluruh dunia Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Ny. Dra. Ch Indah WW.Apt.Msi mengatakan terkait dengan cuaca yang melanda di Kota Mojokerto yang tidak menentu, maka warga harus selalu mewaspadai berbagai penyakit yang akan bermunculan salah satunya adalah DBD. Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan antara lain dengan menguras bak mandi atau penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup

dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, bisa juga dengan menggunakan media ikan pemakan jentik.

Lebih lanjut Bu Indah ( begitulah panggilan akarab – red ) menjelaskan ciri – ciri Penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti antara lain demam tinggi selama 2-7 hari disertai mual, muntah, tidak nafsu makan, sakit perut, diare, menggigil, kejang, sakit kepala, perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi. “Demam yang dirasakan penderita
disertai dengan pegal atau sakit pada persendian dan munculnya
bintik-bintik merah pada kulit. Hal yang perlu diperhatikan lagi
adalah ketika demam lebih dari 2 hari, segeralah pergi ke dokter untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Jangan tunggu bercak merah di kulit karena sekarang ini tidak selalu DBD  menimbulkan bercak di kulit. Mungkin karena virus sudah berevolusi akibat efek fogging dan obat anti nyamuk”, jelasnya.

Beliau menghimbau kepada warga untuk selalu waspada jika mengalami hal demikian. “Jika mengalami demam tinggi yang tidak kunjung turun harus segera periksakan ke puskesmas atau rumah sakit  terdekat, jangan sampai dibiarkan, karena penyakit DBD ini jika diremehkan akan berakibat sangat fatal, saya berharap kepada seluruh warga agar selalu menjaga lingkungan sekitar dengan kebersihan, karena dengan kebersihan
akan membawa keselamatan dan keberkahan bagi kita semua”, harapnya.

“ Jika ada laporan bahwa ada warga yang terjangkit DBD maka perlu diadakan survey epidemologi yaitu survey lapangan dari dinas
kesehatan, puskesmas  atau jajaran kesehatan untuk memastikan apakah benar-benar pasien terjangkit DBD ato tidak. Jika positif DBD maka hari itu juga diminta pengurasan kamar mandi / tempat penampungan  air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk ini dengan dikoordinasi oleh ketua RT atau RW setempat tanpa harus menunggu jadwal PSN. Tetapi, jika masih ditemukan lagi penderita DBD maka akan dilakukan Fogging Focus sebagai alternatif pemberantasan paling akhir”, ucap bu Indah.

Lebih lanjut, bu Indah mengatakan Fogging fokus dirioritaskan pada lokasi ditemukan kasus DBD yang virus dan tingkat penularan tinggi. Menurut Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Abdul Choliq. SH bahwa ada dua jenis nyamuk yang menyerang manusia. Umumnya nyamuk ini aktif menghisap darah pada pukul 8 - 11 pagi dan pukul 3 - 5 sore. Dari penelitian ini juga terlihat bahwa kedua jenis nyamuk ini seakan membagi tugas.

Aedes Aegeypti biasanya aktif di dalam rumah, sementara Aedes
Albopictus di luar rumah. Artinya ancaman DBD bisa berada di mana saja. Oleh karena itu, perlindungan keluarga dan diri sendiri dari DBD harus dilakukan di dua waktu penting tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar