KIM Suara Kranggan Menuju Masyarakat yang Informatif Maju, Sejahtera dan bermoral

Jumat, 19 April 2013

Merasakan Belanja Dengan 'Uang Majapahit' di Trowulan

Kamis, 18/04/2013 17:26 WIB

Merasakan Belanja Dengan 'Uang Majapahit' di Trowulan


Mojokerto - Ada hal yang unik pada peringatan Hari Pusaka Dunia 2013 di Trowulan Mojokerto. Para undangan yang mencicipi hidangan khas Trowulan harus membayar dengan uang kepeng yang berlaku pada zaman Kerajaan Majapahit. Rupiah tak berlaku di sini.

Hidangan khas dari beberapa daerah seperti rujak, rawon, soto dan sate itu dihidangkan di pelataran Museum Majapahit. Para undangan yang kepingin mencicipi diharuskan membeli. Dan untuk membeli, undangan diwajibkan menukarkan uang rupiah ke uang logam kepeng Majapahit.

Uang kepeng itu nilainya bervariasi. Per kepeng nilanya mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 20 ribu. Sebelum membeli hidangan, uang rupiah ditukar uang kepeng. Hal ini dilakukan sebagai upaya pelestarian budaya Majapahit Go Internasional.

Menurut Ketua Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) I Gede, mempromosikan Majapahit ke UNESCO sebagai situs sejarah dunia harus dimulai sejak dini. Salah satunya adalah pemberlakuan mata uang kepeng tersebut.

Jika miniatur Majapahit sudah dibangun, uang kepeng akan berlaku bagi wisatawan yang berkunjung ke Trowulan. Namun terlebih dahulu harus ditukarkan dengan mata uang Rupiah.

"Kami berlakukan mulai sekarang. Rupiah ‘bakal’ tak berlaku,” kata I Gede kepada wartawan pada peringatan Hari Pusaka Dunia 2013 di Trowulan Mojokerto, Kamis (18/4/2013).

Kerajaan Majapahit merupakan dinasti yang pernah berkuasa di Nusantara. Pemerintah melalui Kemendikbud bakal merekomendasikannya ke UNESCO sebagai situs warisan dunia. Anggaran yang dibutuhkan membuat miniatur senilai Rp 1,5 miliar.

(iwd/iwd)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar