KIM Suara Kranggan Menuju Masyarakat yang Informatif Maju, Sejahtera dan bermoral

Rabu, 25 April 2018

Atasi Feminisasi Kemiskinan, Janda Potensi di Mojokerto Diajari Bisnis


Sebanyak 86 perempuan tulang punggung keluarga alias janda mendapat bantuan material senilai Rp2,5 juta di tahun 2018 ini. Anggaran itu bersumber dari pos APBD Pemprov Jatim. Para janda itu berasal dari tiga kelurahan, yakni Mentikan, Kedundung, dan Wates.
”Mereka ini kalangan perempuan yang jadi tulang punggung keluarga jadi seperti janda potensial. Diberdayakan melalui usaha mandiri,” ungkap Sri Mujiwati, Kepala Dinas Sosial Kota Mojokerto.
Dikatakannya, program itu digagas tahun lalu dimulai dengan pendataan. Baru tahun ini dilaksanakan. Sedianya, bantuan akan segera diserahkan sekitar bulan Juni. ”Dalam waktu dekat ini ada bimbingan teknis dari Provinsi. Karena, program ini dari APBD 1. Datanya pun dari sana kita hanya verifikasi,” kata Mujiwati.
Program Jalin Matra lewat Feminisasi Kemiskinan itu, bentuknya berupa pemberdayaan kepada kalangan janda tulang punggung keluarga. Mereka yang telah lolos kategori, dibantu material untuk usaha. Bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan usaha mereka. ”Semisal, janda yang berjualan es, itu minta kulkas. Tentu, nanti kulkasnya disesuaikan dengan besaran dana. Ada juga yang untuk beli elpiji dan kompor, karena jualan elpiji,” bebernya.
Untuk memastikan bantuan itu efektif menanggulangi kemiskinan di tingkat keluarga, pihaknya telah menyiapkan pendamping pemberdaya. Jumlahnya dari kelurahan sebanyak enam orang, sedang dari Bappemas Provinsi dua orang. Tugas pendamping itu sebagai fasilitator pemberdayaan dan mengarahkan janda-janda agar ekonominya meningkat. ”Ada juga yang belum punya usaha. Nah, tugas pendamping membimbing agar usaha itu jalan. Mereka juga bimbing manajemennya,” tukas Muji.
Program Jalin Matra sendiri besutan Pemprov Jatim. Sudah digagas sejak 2014 silam. Program itu menyasar kepala rumah tangga perempuan berupa janda potensial dan kepala keluarga perempuan. Itu bisa yang berupa perempuan yang ditinggal mati pasangan, cerai, hingga ditinggal menikah lagi. Masing-masing kelurahan yang dapat Jalin Matra sudah melakukan rembuk desa memastikan status janda itu. ”Tiga kelurahan di Kota Mojokerto yang dapat adalah Kedundung, Wates, dan Mentikan. Baru tiga karena itu pilot project (ujicoba),” tandasnya.
Ditambahkannya, pelaksanaan Jalin Matra di Kota Mojokerto ditargetkan sukses menghantarkan para kepala keluarga perempuan itu mentas dari kemiskinan. Di samping itu, efektifitas dan evaluasi program ini bakal dijadikan acuan Pemkot Mojokerto. ”Kalau program ini efektif, tentu bukan tidak mungkin Pemkot ikut mendukung dengan menggelontorkan APBD 2 dengan konsep Jalin Matra,” pungkas Mujiwati.
Kebijakan membantu warga kurang mampu di Kota Mojokerto terus dilakukan dengan berbagai terobosan. Terbaru, perempuan tulang punggung keluarga atau janda menjadi obyek pemberdayaan melalui program Jalan Lain menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar