KIM Suara Kranggan Menuju Masyarakat yang Informatif Maju, Sejahtera dan bermoral

Senin, 13 Juni 2016

BATIK KHAS KOTA MOJOKERTO

Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus terus menggali potensi daerahnya. Walikota dalam setiap kesempatan selalu mengimbau ke warga Kota Mojokerto untuk mencintai produk lokal dan bangga dengan potensi kotanya.
Untuk itu, walikota tak henti-hentinya menggali identitas dan potensi daerahnya untuk dijadikan ciri khas Kota Mojokerto. Walikota selalu mengimbau ke seluruh pejabat dan warganya jika mengadakan acara harus menyuguhkan onde-onde sebagai jajanan khas Kota Mojokerto. 
Selain itu, memakai sepatu dan batik karya perajin lokal. Bahkan telah diadakan lomba masakan khas Kota Mojokerto dengan olahan ikan rengkik yang dipatenkan sebagai ikan khas Kota Mojokerto. Terbaru, walikota telah mengumumkan pakaian khas rakyat Kota Mojokerto (PKRKM).
“Ini sebagai wujud kebanggaan atas potensi budaya lokal. Pakaian ini dijadikan pakaian khas rakyat Kota Mojokerto. Pakaian khas itu juga digunakan seluruh PNS di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto pada hari-hari tertentu. Dan saat peringatan Hari Jadi Kota Mojokerto ke-97 pada Juni mendatang seluruh pejabat pemkot akan mengenakan pakaian tersebut,” tandas Walikota Mas’ud Yunus.
 Sekadar diketahui pakaian khas Kota Mojokerto diciptakan untuk dijadikan ciri khas busana daerah Kota Mojokerto. Terlihat elegan dan dapat dikenakan untuk kegiatan sehari-hari dengan sentuhan model dan warna kekinian. Pakaian khas Kota Mojokerto dipengaruhi budaya China, Arab dan Majapahit.
 Warna oranye dipilih karena warna khas Kota Mojokerto. Mengandung makna yang hangat, gembira, menyenangkan, antusias dan seimbang. Sementara warna hitam melambangkan ketegasan dan kewibawaan. Kain batik yang digunakan merupakan motif batik rengkik oranye karya perajin batik Kota Mojokerto. 
Rengkik adalah salah satu ikan yang ada di Sungai Brantas yang merupakan ikan Khas Kota Mojokerto. Untuk pakaian khas pria ditambahi songkok encik-encik atau songkok Cing Ho warna hitam dihiasi batik rengkik warna oranye. Mengkerucut ke atas melambangkan ke-Esa-an Tuhan.
Model bulat melambangkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat Kota Mojokerto. Busana pria, model beskap Jawa Timuran. Modifikasi Jawa Timur, China dan Arab. China diwakili oleh kancing dan kerah sanghai mewakili busana khas Jawa Timur.
Kancing berjumlah 5 melambangkan jumlah sila pada Pancasila. Celana warna hitam yang mewakili ciri kemandirian serta kesederhanaan. Dan menggunakan sepatu warna hitam, yang mempunyai arti ikut mengembangkan dan melestarikan industri persepatuan Kota Mojokerto.
Busana wanita merupakan modifikasi kebaya berenda model encim (China). Model kebaya Jawa Timur yang mempunyai ciri khas renda dan model kancing dalam (kutubaru) menggambarkan tentang wanita Kota Mojokerto yang hangat, bersahabat dan mempunyai pikiran positif dan inovatif.
Bawahan untuk wanita memakai jarik batik motif rengkik warna orange yang menggambarkan wanita Kota Mojokerto yang selalu dapat menjaga martabat dan harga dirinya sebagai wanita yang mandiri. Untuk wanita yang berhijab, memakai jilbab segi empat berwarna merah yang melambangkan berani, dinamis dan percaya diri.
Pakaian Khas Rakyat Kota Mojokerto sudah diperkenalkan walikota bersama pejabat Pemkot Mojokerto pada acara APEKSI yang dihadiri presiden dan 98 walikota se-Indonesia di Ambon beberapa waktu yang lalu. Bahkan, Kontingen MTQ Kota Mojokerto yang berkompetisi pada 22-30 saat ini di Banyuwangi menggunakan pakaian khas sebagai pakaian resmi kontingen Kota Mojokerto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar