Drs. Subambihanto, M.Si Kepala Disporabudpar menuturkan, selain sebagai
ajang promosi parade batiku batikmu ini juga untuk melestarikan
budaya lokal berupa seni membatik bagi
warga Kota Mojokerto. Meningkatkan
pemasaran dan pendapatan bagi pengrajin batik di lingkungan Kota
Mojokerto. Sebagai ajang kompetisi yang
positif bagi pengrajin batik agar lebih
berkreasi dan berinovasi mningkatkan motif dan desaign batik-batik secara
regional maupun nasional.
Hiburan rakyat ini digelar pada sabtu 13 Mei 2017 di depan Pemkot Jalan
Gajah Mada Kota Mojokerto. Diikuti sebanyak 264 peserta bukan hanya dari Kota
Mojokerto, tetapi juga peserta dari Kabupaten, Gresik, Jombang, Lamongan,
Tuban, Surabaya, Nganjuk, Sidoarjo, Malang, Banyuwangi dan Daerah Istimewah
Yogjakarta. Dalam penilaian kali ini
dewan juri yang terdiri dari 3 (tiga) orang dari ahli tata busana, dan 5 (lima)
orang dari pengrajin batik di Kota Mojokerto. Penghargaan berupa piala tetap dan uang pembinaan bagi
peserta terbaik I,II,III,IV dan V dengan kategori Busana Glamour untuk
anak-anak, Remaja/dewasa. Busana Muslim glamour tingkat Anak-anak,
Remaja/Dewasa. Busana Casual tingkat
Anak-anak, Remaja/Dewasa. Busana
Carnival tingkat Anak-anak Remaja/Dewasa.penghargaan juga diberikan kepada
pasangan pimpinan OPD terbaik I,II,III.
Batiku
Batikmu Fashion Parade season 5 kali ini juga didukung oleh Walikota Mojokerto
besrta isteri yang turut hadir serta Sekdakot, event organisar, dan Raka
Raki Jawa Timur, serta duta wisata Kab/Kota
se-Jawa Timur.
Walikota
Mojokerto, KH. Mas’ud Yunus mengatakan, selain selain sebagai ajang promosi
kegiatan ini juga untuk meningkatkan perekonomian warga serta mendorong para
pengrajin batik agar terus berinovasi untuk mengembangkan batik di Kota
Mojokerto. Harapannya dari tahun ketahun omsetnya meningkat. Kalau tahun lalu
mencapai 200 juta rupiah, maka tahun ini
pastinya bisa lebih dari itu. Selain peningkatan omset penjualan batik, kata
Walikota peserta acara tersebut juga mengalami peningkatan yang cukup
segnifikan. Dibanding tahun 2016, peserta acara tersebut di tahun 2017
meningkat hingga 70 persen. Peserta hampir dari seluruh daerah yang ada di Jawa
Timur. Masing – masing memang sengaja ingin memamerkan batik mereka melalui
festival ini. Bahkan, ada motif kombinasi dari batik milik mereka dengan batik
kita. Sebagaimana yang disyaratkan oleh panitia peserta dari kota Mojokrto
minimal 70 % produk Kota Mojoketo, sedangkan pserta dari luar minimal 1 (satu)
potong batik produk Kota Mojokerto. Tahun
2017 motif batik Kota Mojoketo yang sudah dipatenkan sebanyak 30 motif batik dibanding tahun lalu hanya 17
motif batik kota Mojokerto.
Pendapat lain
juga disampaikan oleh salah satu pengrajin
di Balongsari ncis namanya.
Dia juga pengrajin batik yang dibuatknya dengan warna alam. Walau dalam festifal kali ini tidak ikut
tampil karyanya, namun ia bangga dengan
event ini. Sebab dengan pameran
hasilkarya ini kedepan ia akan ikut serta menampilkan produknya yang mungkin
berbeda dengan yang lain. Batik warna alam menurut perempuan kreatif ini
membutuhkan ketelatenan karena waktu yang dibutuhkan cukup lama. Bahan pewarna bisa dibilang mudah dan murah
dicari, namun prosesnya cukup rumit namun hasilnya sangat membanggakan dan
layak jual dengan harga minimal 400 ribu rupiah. Ncis pemerintah juga punya
perhatian terhadap pembatik yang satu ini biar memiliki kesempatan yang sama
bagi warga Kota Mojokerto. (ri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar