Kelangkaan
garam
yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia disebabkan karena tidak
seimbangnya jumlah produksi garam dengan tingkat kebutuhan konsumen yang cukup
tinggi.Pendapat tersebut dilontarkan Guru Besar Ilmu Kelautan IPB,Prof Dietriech G Bengen di ruang
kerjanya.Dietriech menuturkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan
menurunnya produksi garam di Indonesia.Satu diantaranya adalah kondisi cuaca di
beberapa wilayah penghasil garam seperti Indramayu dan Madura yang saat ini terbilang
tidak menentu dan cenderung ekstrem."Sekarang kan harusnya itu musim
kemarau, tapi kadang hujan masih suka turun di
beberapa wilayah, hal itu
membuat terhambatnya produksi garam, sehingga kebutuhan garam
untuk konsumen pun tidak bisa terpenuhi," ungkap Dietriech, Rabu
(26/7/2017).Dia melanjutkan bahwa, kondisi cuaca yang tak menentu itu pun kerap
membuat para petani garam gagal panen.Maka tak ayal bila saat ini harga garam
kian melonjak di beberapa wilayah di Indonesia. "Permintaan pasar cukup
tinggi, sementara pasokan garam kian menurun, maka otomatis harga pun akan naik,
sejumlah konsumen tentu akan merasa keberatan dengan naiknya harga,"
jelasnya.Dietriech pun menambahkan, kelangkaan garam
yang terjadi di beberapa wilayah itu kecil kemungkinannya dikarenakan adanya
penimbunan."Lebih kepada faktor cuaca saja yang tidak bisa diprediksi,
karena untuk memproduksi garam itu memakan waktu selama kurang lebih dua minggu,"
tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar