Kota Mojokerto Bebas Serangan Demam Berdarah
Senin, 15/04/2013 | 10:28 WIB
|
||||
Memang, semua daerah di Indonesia memiliki program PSN. Cuma bedanya, kota Mojokerto lebih punya konsistensi dan disiplin melaksanakan. Pemerintah kota menetapkan program PSN 1 jam setiap Jumat. Hasilnya, Kota Mojokerto benar-benar bebas serangan demam berdarah (DB).
Mengapa bisa sampai demikian? Itu karenaWalikota Ir. H Abdul Gani Soehartono, konsisten mengawal sendiri program tersebut. Ia pun rajin blusukan ke kampung-kampung warganya untuk secara langsung ikut berburu jentik nyamuk.
Maka tak heran keberhasilan ini menghantarkan Kota Onde-onde ini menjadi langganan tempat studi banding Pemda, Pemkot maupun Pemprov daerah lain di Indonesia, menimba ilmu keberhasilan dalam menanggulangi serangan nyamuk Aedes Aigepty yang menakutkan itu.
Buntutnya, Ir. H Abdul Gani Soehartono akhirnya harus rela sering diminta menjadi narasumber baik skala regional maupun nasional, dalam memaparkan keberhasilannya memberantas penyakit demam berdarah di kota yang dipimpinnya.
Menurut walikota kelahiran Pati Jateng ini, untuk mencegah dan meminimalisir serangan nyamuk DB, cara yang paling ampuh adalah menerapkan program PSN secara kontinyu, disiplin dan dilakukan sinergis dengan seluruh lapisan masyarakat.
Dengan cara gotong-royong secara berkala ini, maka upaya meminimalisir serangan nyamuk Aedes Aegypti bisa maksimal dan tidak perlu mengeluarkan biaya banyak. Di Kota Mojokerto gerakan PSN ini dijalankan setiap hari, Jumat dalam tempo 1 jam setiap pekannya. Gerakan bersih-bersih itu dijalankan oleh aparat terkait dan masyarakat yang ada di Kota Mojokerto secara bergiliran di setiap RW. Sasarannya, semua tempat yang dicurigai sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk baik selokan, bak mandi, kaleng, botol bekas, genangan air.
Untuk menunjang program itu maksimal, Pemkot membentuk kader juru berantas jentik nyamuk di setiap dasa wisma. Tugas Jumantik mensosialisasikan program PSN ke warga yang ada di lingkungannya, dan merangsang warga ikut mensukseskan program PSN. Dengan program itu, maka tak ada kawasan bebas bagi nyamuk untuk berkembang biak. Jika ada skalanya pun kecil, dan itu bisa diberantas oleh warga di Kota Mojokerto.
Hasilnya nyata. Jika tujuh tahun lalu hampir setiap dua bulan ada seorang warga kota ameninggal akibat DB dan sekitar 30 orang menderita DB, sekarang sudah tak ada lagi kabar itu. Bahkan sudah lima tahun ini tak ada warga Kota Mojokerto dikabarkan meninggal akibat terserang DB. Selain itu, jumlah warga Kota Mojokerto yang terserang gejala DB kini berkisar 2-3 orang dalam kurun waktu 3-4 bulan sekali. bas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar