Iklim Tak Menentu, Antisipasi Penyakit DBD
Senin, 14 Mei 2012 - 14:13
Penyakit Demam Berdarah (DBD) menjadi peringatan
bagi setiap orang,terutama pada musim hujan ke musim panas ataupun
musim pancaroba seperti sekarang ini.
Demam berdarah merupakan
penyakit demam akut yang disebabkan oleh serangan virus dengue. Virus
ini masuk ke dalam aliran darah manusia dengan cara gigitan oleh nyamuk
yang termasuk ke dalam genus aedes. Contoh nyamuk yang masuk ke dalam
genus ini adalah Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit demam
berdarah ini banyak berjangkit di daerah beriklim tropis dan sub tropis
seperti di Indonesia. Trend Kasus demam berdarah seringkali meningkat
di musim hujan dan lembab.
Menurut Badah Kesehatan Dunia (WHO) di
dunia setiap tahunnya terdapat sekitar 500-100 juta kasus demam
berdarah di seluruh dunia Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Ny.
Dra. Ch Indah WW.Apt.Msi mengatakan terkait dengan cuaca yang melanda
di Kota Mojokerto yang tidak menentu, maka warga harus selalu
mewaspadai berbagai penyakit yang akan bermunculan salah satunya adalah
DBD. Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan antara lain dengan
menguras bak mandi atau penampungan air sekurang-kurangnya sekali
seminggu, mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum burung
seminggu sekali, menutup
dengan rapat tempat penampungan air,
mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah,
bisa juga dengan menggunakan media ikan pemakan jentik.
Lebih lanjut Bu Indah ( begitulah panggilan akarab – red ) menjelaskan
ciri – ciri Penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti antara lain
demam tinggi selama 2-7 hari disertai mual, muntah, tidak nafsu makan,
sakit perut, diare, menggigil, kejang, sakit kepala, perdarahan pada
hidung (mimisan) dan gusi. “Demam yang dirasakan penderita
disertai dengan pegal atau sakit pada persendian dan munculnya
bintik-bintik merah pada kulit. Hal yang perlu diperhatikan lagi
adalah ketika demam lebih dari 2 hari, segeralah pergi ke dokter untuk
mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Jangan tunggu bercak merah di
kulit karena sekarang ini tidak selalu DBD menimbulkan bercak di
kulit. Mungkin karena virus sudah berevolusi akibat efek fogging dan
obat anti nyamuk”, jelasnya.
Beliau menghimbau kepada warga
untuk selalu waspada jika mengalami hal demikian. “Jika mengalami demam
tinggi yang tidak kunjung turun harus segera periksakan ke puskesmas
atau rumah sakit terdekat, jangan sampai dibiarkan, karena penyakit
DBD ini jika diremehkan akan berakibat sangat fatal, saya berharap
kepada seluruh warga agar selalu menjaga lingkungan sekitar dengan
kebersihan, karena dengan kebersihan
akan membawa keselamatan dan keberkahan bagi kita semua”, harapnya.
“ Jika ada laporan bahwa ada warga yang terjangkit DBD maka perlu diadakan survey epidemologi yaitu survey lapangan dari dinas
kesehatan, puskesmas atau jajaran kesehatan untuk memastikan apakah
benar-benar pasien terjangkit DBD ato tidak. Jika positif DBD maka hari
itu juga diminta pengurasan kamar mandi / tempat penampungan air yang
berpotensi menjadi sarang nyamuk ini dengan dikoordinasi oleh ketua RT
atau RW setempat tanpa harus menunggu jadwal PSN. Tetapi, jika masih
ditemukan lagi penderita DBD maka akan dilakukan Fogging Focus sebagai
alternatif pemberantasan paling akhir”, ucap bu Indah.
Lebih
lanjut, bu Indah mengatakan Fogging fokus dirioritaskan pada lokasi
ditemukan kasus DBD yang virus dan tingkat penularan tinggi. Menurut
Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Abdul Choliq. SH
bahwa ada dua jenis nyamuk yang menyerang manusia. Umumnya nyamuk ini
aktif menghisap darah pada pukul 8 - 11 pagi dan pukul 3 - 5 sore. Dari
penelitian ini juga terlihat bahwa kedua jenis nyamuk ini seakan
membagi tugas.
Aedes Aegeypti biasanya aktif di dalam rumah, sementara Aedes
Albopictus di luar rumah. Artinya ancaman DBD bisa berada di mana
saja. Oleh karena itu, perlindungan keluarga dan diri sendiri dari DBD
harus dilakukan di dua waktu penting tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar